Rabu, 15 Oktober 2014

Tentang Peternakan

Dunia Peternakan



Manusia di dunia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Sumber pangan untuk manusia adalah sumber pangan hewani dan sumber pangan nabati. Sumber pangan nabati didapat dari tumbuhan. Sumber pangan hewani berasal dari produk – produk peternakan. Produk pangan hewani umumnya berupa daging, susu, telur dan ikan yang sangat kaya dengan protein. Sumber protein hewani yang dekat dengan masyarakat adalah daging. Tingkat kesadaran akan pemberian protein daging yang rendah terhadap balita akan menyebabkan pertumbuhan yang terganggu, perkembangan mental, meningkatkan resiko terjangkit penyakit, serta menurunkan produktivitas kerja. Saat ini konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih sangat rendah yaitu 4,5 gram / kapita / hari, sedangkan konsumsi protein hewani masyarakat dunia adalah 26 gram / kapita / hari (Han, 1999).  Hal ini merupakan kasus malnutrisi pada balita, hal ini akan berpangaruh terhadap daya saing SDM yang rendah dalam suatu bangsa terhadap persaingan di dunia

Pertumbuhan penduduk di Indonesia diperkirakan sangat cepat. Namun, produksi produk peternakan dalam negeri masih belum bisa mencukupi. Bagi pemerintah ini
merupakan tantangan untuk meningkatkan produk peternakan serta meminimalkan untuk impor dari luar negeri. Pemerintah telah beberapa kali mencanangkan program swasembada daging sapi untuk memenuhi kebutuhan pangan hewani yang sulit terpenuhi. Program swasembada daging ditargetkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada tahun 2005, kemudian direvisi menjadi tahun 2010. Namun, tahun 2010 hal itu juga tidak akan tercapai karena tidak mungkin dalam dua tahun ditambah populasi bibit sapi 1 juta ekor. Selain itu tidak tersedianya dana untuk pembelian bibit. Menteri Pertanian sebelumnya, Anton Apriyantono, mengakui program swasembada daging sapi gagal dicapai karena laju pertumbuhan populasi kalah cepat.
Permintaan terhadap produk peternakan dari daging sapi lebih banyak, hal ini cukup potensial untuk ditingkatkan dari segi permintaan konsumen terhadap produk daging sapi. Permintaan yang meningkat juga dapat meningkatkan peluang bagi pembangunan usaha peternakan lokal dengan pola kemitraan. Sistem agribisnis peternakan merupakan kegiatan yang mencerminkan pembangunan pertanian, industri dan jasa secara simultan dalam suatu kloster industri yang mencakup empat subsistem, yaitu subsistem agribisnis hulu, subsistem agribisnis budi daya, subsistem agribisnis hilir dan subsistem jasa penunjang.
Peternakan di Indonesia selama ini harus dibenahi untuk menghasilkan produk peternakan yang mencukupi kebutuhan masyarakat. Pemeliharaan ternak yang selama ini hanya sembarangan harus dirubah. Pemilaharaan harus secara intensif melalui manajemen pakan yang benar, pemilihan bibit unggul dan memantau ternak dari serangan penyakit. Inseminasi buatan (IB) dilakukan untuk menghasilkan bibit yang sehat dan baik. Pemilihan batina dan pejantan yang unggul untuk menjadi induk dan menghasilkan bibit yang ungul juga. Selain dengan perbaikan pada pengelolaan ternak, hal ini juga harus memperhatikan kesejahteraan para peternak. Cara yang harus dilakukan adalah memberikan modal bagi peternak yang ingin memulai usaha, memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang bidang peternakan dan menyemangati peternak untuk tidak putus asa dalam melakukan hal ini, karena selagi masih ada manusia yang hidup di dunia ini maka peternakan akan tetap dibutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar